Cerita Sang Mentari Hari Ini
Balik lagi dari hiatus (lagi?!),,,
Hmm,, akhir-akhir ini, ada wangi tubuh badan seseorang yang nempel-nempel gitu di badan gue,, hehe,, << ciehhh ciehh,,
oh ya,, sekarang juga lagi sibuk banget secara 2 minggu lagi mau final,, yea,, battle!!!
I CAN'T FAIL HERE!!!!!!!!!!!!!!
tapi, perlahan-lahan, hidup gue dah mulai kelihatan bentuknya,, that's why i thank God for every blessings and caring ppl around me,, dan gue masi bisa bertahan hidup di sini dan makan,,
walaupun hidup gw di sini beda banged ama yang di Jakarta,, but i survive!!!
gak kebayang dhe sebelumnya, gw bisa ampe titik ini,,
pas lagi santai-santai,, tiba-tiba kepikiran mau nulis,,
Pagi tadi, aku bangun seperti biasa untuk menggantikan subuh
Aku bersiap dan merias diri - berharap aku tidak kesiangan lagi seperti kemarin
Namun, aku dikejutkan... karena pagi ini, ada yang bangun lebih pagi dari diriku
Seorang gadis sudah menunggu diujung jalan gelap... sendirian
Selamat pagi, sapaku tanpa suara
Memberikan secercah sinar dan kehangatan pada hari baru karena hanya itulah bisaku
Beberapa orang memang membenciku karena datang lagi pagi ini
Seolah-olah aku datang terlalu pagi untuk memecah sunyi
Dan perhatianku kembali jatuh kepada gadis kecil itu
Semakin tinggi, semakin jelas aku melihat dan aku menyadari
Di antara jemari mungilnya, ia memiliki sesuatu yang ia jajakan kepada orang-orang yang lewat
Yang malah dibalas dengan tatapan jijik dan umpatan yang kasar - namun, ia tetap tersenyum
Aku bersinar lebih terik untuk melihat apa yang ia miliki dalam genggamannya
Pada tengah hari, aku baru bisa mengerti, benda apa itu...
Benda itu yang disebut manusia dengan hati nurani...
Walaupun tidak terlihat berharga, tapi aku tidak pernah melihat benda semurni itu
Dan yang membuatku heran, tak ada seorang pun yang mau membeli
Penasaran, kutengok saja berapa harganya - Kalau-kalau upayaku cukup untuk membelinya
Astaga, bukan karena mahal aku terkejut...
Ia menjualnya dengan percuma.. dan dengan tetap tersenyum, walaupun peluh mulai membasahi dahinya
Tentu saja, aku tidak dapat tinggal diam...
Atau, kuhampiri saja dirinya - tapi mungkin saja aku akan membakar habis dirinya nanti
Sudah sembilan jam aku bersinar...
Dan selama itulah, gadis itu terus berada di ujung jalan itu - pun ditolak orang lain
Awan pun datang - cepat sekali sudah istirahat lagi
Aku harus pergi sebentar - Awan, tolong perhatikan gadis itu dan ceritakan padaku apa yang terjadi padanya selama aku pergi
Begitu aku kembali, Bu Awan sudah menangis tersedu-sedu dan hampir membanjiri bumi
Hentikan, Awan! Apa yang sedang kau lakukan?!
Namun, Bu Awan hanya menjawab - terlalu sedih... terlalu sedih... dan berlalu
Aku teringat akan gadis itu - dia masih di sana dan basah kuyup... kasihan
Keteguhannya pun bisa membuat Bu Awan menangis
Aku pun bersinar lebih terik lagi berharap dapat memberikannya kehangatan
Dan meminta angin untuk tidak terlalu bersemangat menari hari ini
Agar jangan sampai nanti anak itu jatuh sakit
Tapi dapat kurasakan, sepertinya aku tidak terik lagi
Tubuh ini tertarik kebawah dan mulai berwarna merah
Tidak, aku tidak dapat tenggelam sekarang! Anak itu masih di sana dan menunggu
Apa yang harus aku lakukan?
Setengah hari sudah terlewati... dan aku tinggal setengah terlihat
Sebentar lagi, aku akan terlupa dan tergantikan bulan...
Ah, apa yang ia bisa... tak ada hangat untuk anak itu
Tinggal beberapa detik sebelum aku menghilang sepenuhnya
Anak itu menatap diriku dan tersenyum lirih
Benda di tangannya mulai pudar cahayanya
Andai aku bisa bertahan sedikit saja - ah, tidak! aku sepenuhnya hilang dari pandangan
Belum pernah aku sesedih itu meninggalkan belahan bumi untuk terlelap
.e.n.j.o.y.!.
Hmm,, akhir-akhir ini, ada wangi tubuh badan seseorang yang nempel-nempel gitu di badan gue,, hehe,, << ciehhh ciehh,,
oh ya,, sekarang juga lagi sibuk banget secara 2 minggu lagi mau final,, yea,, battle!!!
I CAN'T FAIL HERE!!!!!!!!!!!!!!
tapi, perlahan-lahan, hidup gue dah mulai kelihatan bentuknya,, that's why i thank God for every blessings and caring ppl around me,, dan gue masi bisa bertahan hidup di sini dan makan,,
walaupun hidup gw di sini beda banged ama yang di Jakarta,, but i survive!!!
gak kebayang dhe sebelumnya, gw bisa ampe titik ini,,
pas lagi santai-santai,, tiba-tiba kepikiran mau nulis,,
Pagi tadi, aku bangun seperti biasa untuk menggantikan subuh
Aku bersiap dan merias diri - berharap aku tidak kesiangan lagi seperti kemarin
Namun, aku dikejutkan... karena pagi ini, ada yang bangun lebih pagi dari diriku
Seorang gadis sudah menunggu diujung jalan gelap... sendirian
Selamat pagi, sapaku tanpa suara
Memberikan secercah sinar dan kehangatan pada hari baru karena hanya itulah bisaku
Beberapa orang memang membenciku karena datang lagi pagi ini
Seolah-olah aku datang terlalu pagi untuk memecah sunyi
Dan perhatianku kembali jatuh kepada gadis kecil itu
Semakin tinggi, semakin jelas aku melihat dan aku menyadari
Di antara jemari mungilnya, ia memiliki sesuatu yang ia jajakan kepada orang-orang yang lewat
Yang malah dibalas dengan tatapan jijik dan umpatan yang kasar - namun, ia tetap tersenyum
Aku bersinar lebih terik untuk melihat apa yang ia miliki dalam genggamannya
Pada tengah hari, aku baru bisa mengerti, benda apa itu...
Benda itu yang disebut manusia dengan hati nurani...
Walaupun tidak terlihat berharga, tapi aku tidak pernah melihat benda semurni itu
Dan yang membuatku heran, tak ada seorang pun yang mau membeli
Penasaran, kutengok saja berapa harganya - Kalau-kalau upayaku cukup untuk membelinya
Astaga, bukan karena mahal aku terkejut...
Ia menjualnya dengan percuma.. dan dengan tetap tersenyum, walaupun peluh mulai membasahi dahinya
Tentu saja, aku tidak dapat tinggal diam...
Atau, kuhampiri saja dirinya - tapi mungkin saja aku akan membakar habis dirinya nanti
Sudah sembilan jam aku bersinar...
Dan selama itulah, gadis itu terus berada di ujung jalan itu - pun ditolak orang lain
Awan pun datang - cepat sekali sudah istirahat lagi
Aku harus pergi sebentar - Awan, tolong perhatikan gadis itu dan ceritakan padaku apa yang terjadi padanya selama aku pergi
Begitu aku kembali, Bu Awan sudah menangis tersedu-sedu dan hampir membanjiri bumi
Hentikan, Awan! Apa yang sedang kau lakukan?!
Namun, Bu Awan hanya menjawab - terlalu sedih... terlalu sedih... dan berlalu
Aku teringat akan gadis itu - dia masih di sana dan basah kuyup... kasihan
Keteguhannya pun bisa membuat Bu Awan menangis
Aku pun bersinar lebih terik lagi berharap dapat memberikannya kehangatan
Dan meminta angin untuk tidak terlalu bersemangat menari hari ini
Agar jangan sampai nanti anak itu jatuh sakit
Tapi dapat kurasakan, sepertinya aku tidak terik lagi
Tubuh ini tertarik kebawah dan mulai berwarna merah
Tidak, aku tidak dapat tenggelam sekarang! Anak itu masih di sana dan menunggu
Apa yang harus aku lakukan?
Setengah hari sudah terlewati... dan aku tinggal setengah terlihat
Sebentar lagi, aku akan terlupa dan tergantikan bulan...
Ah, apa yang ia bisa... tak ada hangat untuk anak itu
Tinggal beberapa detik sebelum aku menghilang sepenuhnya
Anak itu menatap diriku dan tersenyum lirih
Benda di tangannya mulai pudar cahayanya
Andai aku bisa bertahan sedikit saja - ah, tidak! aku sepenuhnya hilang dari pandangan
Belum pernah aku sesedih itu meninggalkan belahan bumi untuk terlelap
.e.n.j.o.y.!.
1 Komentar:
Hey.. Selamat y sudah bangun dari tidur panjangnya.. Coba bayangin kalo misalnya yang tidur ini orang uda jadi kaya gimana y? hehe..
Btw ayo dong terus update blog"nya dengan tulisan yang menginspirasi dan memberi semangat.. atau cukup dengan cerita" indah nan kreatif kaya 'cerita sang mentari hari ini'. I'm waiting and cheering for you..
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda